08 September 2008

Kitab Wasiat-Wasiat Sufistik Hasan Al-Bashri

Wasiat-Wasiat Sufistik Hasan Al-Bashri
Keluaran: Pustaka Hidayah
Halaman: 154 muka surat
Salam..

Hasan Al-Bashri ra dilahirkan pada tahun (21 – 110) Hijrah di zaman pemerintahan khalifah Umar ra. Di masa kecilnya ia pernah disusui oleh Umm Salamah (Isteri Nabi saw).
Ilmunya: Hasan Al-Bashri ra sangat unggul dalam ilmunya, sehingga ia digelar Syeikh Bashrah. Ia seorang faqih, muhaddits dan juga mufassir. Menurut Imam Al-Ghazali ra.: “Hasan Al-Bashri ra merupakan orang yang kata-2nya paling mirip dengan sabda para nabi dan paling dekat petunjuknya dari para sahabat”.
Akhlaknya: Menurut Abu Bardah bin Abi Musa Al-Asyari: “Aku tidak melihat seseorang yang lebih menyerupai para sahabat Rasulullah s.a.w daripada Hasan Al-Bashri ra.”
Wafatnya: Saat kematian menjemputnya, beberapa orang sahabatnya masuk, mereka berkata kepadanya, Wahai Abu Sa’id: Berilah kami beberapa nasihat yg bermanfaat bagi kami !!… Hasan Al-Bashri berkata, Aku akan memberi nasihat dengan 3 kalimah, setelah itu, tinggalkan aku !!..
Pertama: Perkara yang engkau larang, jadilah kalian orang yang pertama yg meninggalkannya.
Kedua: Kebaikan yang kalian perintahkan, jadilah kalian orang yang paling mengamalkannya.
Ketiga: Ketahuilah langkah kalian itu dua, langkah yang akan membahagiakan kalian dan langkah yang akan mencelakakan kalian. Maka perhatikanlah dimana kalian mulai dan di mana kalian berakhir.

Antara Nasihat-2 nya:
Dalam kitab kecil nie banyak sangat-2 Wasiat yang berupa Nasihat utk. kita. Insya Allah dengan nasihat nie kita bisa tangisi hati kita yang keras nie dan tangisilah amal-2 kita skali, kerana adakalanya kedua mata kita menangis tapi hati kita tetap keras.. Ana nukilkan sedikit nasihat daripada Hasan Al-Bashri ra..

Antara Dua Generasi.
Al-Hasan ra berkata, “Kita tertawa, padahal kita tidak tahu bahawa Allah mendapati sebahagian amal kita dan Dia berkata, ‘Aku tidak menerima sesuatupun dari amal kalian.’ Celakalah engkau wahai manusia, apakah engkau memiliki kekuatan untuk memerangi Allah ? Sungguh, orang yang maksiat kepada Allah bererti ia telah memerangi-Nya.
“Demi Allah, aku telah menyaksikan 70 pahlawan Badar. Seandainya kalian melihat mereka, kalian akan memandangnya sebagai orang-orang gila. Dan seandainya mereka melihat kalian, sekalipun yang paling baik, mereka akan berkata, ‘Apa yang membuat mereka menyimpang. ‘Dan jika melihat keburukan-2 kalian, tentu mereka akan berkata, ‘Mereka tidak percaya akan hari perhitungan.’
“Bagi mereka, dunia lebih hina daripada tanah yang mereka pijak. Sungguh aku telah melihat salah seorang di antara mereka berpergian, dan ia hanya berbekalkan makanan sekadar boleh menutup keperluan asas. Lalu mereka berkata, ‘Aku hanya akan memasukkan sebahagiannya saja ke dalam perutku, dan sebahagiannya lagi kupersembahkan untuk Allah swt.’ Lalu, iapun mensedekahkan sebahagian makanannya itu, meskipun sebetulnya ia adalah lebin memerlukannya daripada orang yang ia beri”
Dan ia berkata, “Sungguh aku telah menjumpai sekelompok orang yang paling suka menyuruh orang lain berbuat baik setelah dirinya sendiri lebih dulu melakukannya. Mereka paling mencegah kemungkaran setelah dirinya sendiri lebih dulu meninggalkannya. Tapi sekarang tinggallah kita di tengah-tengah orang yang paling menyuruh kebaikan, tapi dirinya sendiri paling jauh dari kebaikan itu, dan mereka paling melarang kemungkaran, tapi dirinya sendiri paling banyak melakukan kemungkaran itu. Lalu, bagaimana kita dapat hidup bersama mereka ?..
“Orang-orang sebelum kalian adalah orang-orang yang lebih lembut hatinya dan lebih kasar pakaiannya daripada kalian. Sedangkan kalian adalah orang yang lebih lembut pakaiannya dan lebih kasar hatinya daripada mereka..

Membenci Kematian
Kamu akan membenci kematian sekiranya engkau mengakhirkan hartamu. Jika engkau menhulurkannya (dengan menyedekahkannya), nescaya engkau akan senang menemui kematian.

Yang Ditinggal Mati
Seorang ayah berduka kerana kematian anaknya. Lalu ia mengadu kepada Hasan Al-Bashri ra. Hasan Bashri ra bertanya kepadanya, “Pernahkah anakmu tidak ada di hadapanmu?” Lelaki itu menjawab, “Ya, bahkan lebih sering ia tidak ada daripada ada di hadapanku.” Hasan Al-Bashri ra berkata. “Anggaplah ia sedang tidak ada di hadapanmu, sungguh ia tidak lenyap darimu. Pahala bagimu jika bersabar adalah lebih besar daripada berduka kerana kehilangannya.

2 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

sebuah buku yang baik utk di baca .....hayati serta fahami maksudnya....nasihat yg terbaik adalah buku yang baik...

UnInX berkata...

Salam..

Setiap hari kita mendengar atau membaca kata: mungkin satu kata, puluhan kata, ratusan kata, ribuan kata atau bahkan jutaan kata, dalam berbagai rangkaian. Akan tetapi, berapa katakah yang mampu mengubah kita. Manakala kita mendengar ucapan atau nasihat dan akhlak kita tetap juga tidak berubah menjadi baik, apakah hal itu disebabkan oleh kata-kata yang tidak baik, orang yang menyampaikannya tidak baik, ataukah diri kita yang terlalu bebal sehingga tidak sanggup mengamalkan nasihat itu ?

Nasihat-nasihat dalam buku ini berasal dari hati dan sumba yang kuat, dari seorang sufi per excellence. Hasan Al-Bashri r.a, nasihat adalah paduan dari pengalaman dan iman. Nasihatnya bukan sekadar kata-kata kosong belaka, melainkan kata-kata yang sudah mengalami pemenuhan diri dalam tindakan nyata.