26 November 2008

Bustan


Bustan - (Taman Bunga kebajikan)
Oleh: Syeikh Musliuddin Sa’di Shirazi
Keluaran: Navila
Halaman: 234 mukasurat
Salam
Syeikh Musliuddin Sa’di Shirazi adalah penyair sufi terkemuka di Persia. Dalam khazanah sastera sufi, kedalaman karya Sa’di menyamai kehandalan Jalaluddin Rumi dalam Matsnawi..

Karya2 Sa’di, terutama Gulistan dan Bustan, menjadi karya abadi. Seperti yang dikatakan Sa’di sendiri, “Aku berniat menulis kitab untuk menghibur mereka yang membacanya dan sebagai pedoman bagi siapa saja... yang daun2nya tak tersentuh oleh kesewanang2 pergantian musim, dan kecemerlangan sinarnya abadi, tak dapat diubah oleh musim gugur.”

Ana nukilkan tiga citer daripada ratusan citer yang terkandung dalam Taman Bunga kebajikan (Bustan).

Kisah Seorang Bodoh Dan Seekor Rubah
Seorang lelaki melihat seekor rubah yang keempat kakinya lumpuh. Lelaki itu merasa ingin tahu bagaimana rubah itu dapat bertahan hidup. Seekor harimau menyeret seekor serigala, dan si rubah menghabiskan sisa2nya. Hari2 berikutnya Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah mengirimkan makanan untuk si rubah.

Mata lelaki itu kemudian terbuka bagai melihat cahaya kebenaran sejati, ia berpikir, “Aku akan duduk menyendiri bagai seekor semut, kerana banyaknya makanan yang diperoleh gajah, tidak ditentukan oleh kekuatannya.”

Maka ia pun duduk menyendiri, menunggu datangnya makanan dari Tuhan. Tapi tak seorang pun yang peduli, dan tubuhnya menyusut hingga bagai tulang dibungkus kulit. Ketika ia hampir pingsan kerana keadaannya yang sangat lemah, terdengar suatu suara dari balik dinding sebuah masjid berkata, “Berganjaklah, hai orong bodoh!. Jadilah bagai seekor harimau yang menyeret mangsa, dan jangan bersikap bagai seekor rubah lumpuh. Berusahalah bagai sang harimau, sehingga akan ada yang engkau sisakan dari makanan yang kau peroleh. Mengapa engkau menjawab rasa laparmu dengan berdiam diri, bagai rubah lumpuh itu ?. Makanlah buah-buahan yang engkau peroleh dari kerja kerasmu. Berkerjalah seperti halnya seorang lelaki, dan ringankanlan beban kaum miskin.”

Wahai pemuda, berikan pertolonganmu pada orang2 tua, dan janganlah engkau menjatuhkan dirimu sambil berkata, “Tolonglah aku”. Melalui dua kata ini orang yang berbuat baik pada sesama makhluk akan memperoleh pahala Tuhan.

Kisah Setetes Air Hujan
Setetes air hujan jatuh dari awan musim semi, dan ia merasa malu melihat bentangan lautan yang luas. “Di manakah gerangan laut,” ia merenung, “Di manakah aku? Jika dibandingkan dengan laut, aku bagaikan ketiadaan.”

Saat ia tengah merenungkan dirinya dengan mata yang menerawang, seekor tiram memeluknya, dan takdir mengubah nasibnya hingga akhirnya tetes air hujan itu berubah menjadi sebuah mutiara kerajaan terkenal.

Ia telah dimuliakan, kerana ia rendah hati. Dengan mengetuk pintu ketiadaan, ia pun menjadi ada.

Tentang Taubat
Orang yang memohon pada Tuhan di malam hari tidak akan merasa malu saat dihisab.

Jika engkau orang bijak, berdoalah memohon ampunan di malam hari untuk dosa2 yang telah engkau lakukan di siang hari.

Apa yang engkau takutkan jika engkau selalu dekat dengan Tuhan.? Ia tidak akan menutup pintu ampunan bagi mereka yang memohon.

Jika engkau orang muslim, angkatlah tanganmu dalam doa dan jika engkau merasa malu (dari dosa2), maka menangislah dalam kesedihan.

Orang yang tidak menghapus air mata taubat untuk dosa2 yang dilakukannya, tak akan berdiri di ambang pintu-Nya

Akhir kata, sebuah kitab yg jenial, suke sgt dgn kitab nie. MySpace

Tiada ulasan: