10 Disember 2008

Kala Tuhan Jatuh Cinta


Kala Tuhan Jatuh Cinta
Oleh: Dr. Margaret Smith
Buku Asal Bertajuk: Reading From the Mystics Of Islam
Keluaran: Pustaka Hidayah
Halaman: 228 mukasurat

Salam

Berisi sebuah catatan ringkas tentang sejarah dan perkembangan tasawuf islam, yang di ikuti dengan terjemahan dari kata2 dan karya2 dari hampir 50 pengamal tasawuf, baik dalam bahasa Arab maupun Persia, mungkin boleh menjadi semacam untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang tasawuf sekaligus menimbulkan minat mereka pada hal tersebut. Bahagian2 yang dipilih mencakupi jeda waktu lebih dari 1000 tahun, dari abad ke-8M sehingga pertengahan abad ke-19M.

Ia disusun secara kronolagis dan masing2 diawali dengan beberapa baris detail biografis tentang mereka yang dibicarakan, meskipun setengah daripada mereka tidak di kenali. Mereka memilih hasrat untuk mengenal Tuhan, sehingga mereka dapat mencintai-Nya.

Ana nukilkan salah seorang daripadanya.

Abu Sa’id Bin Isa Al-Kharraz (286H / 899M)

Abu Sa’id Al-Kharraz berasal dari Baghdad dan diberitakan bahawa ia adalah orang pertama yang membicarakan tentang “fana” dan “baqa”. Ia menulis sebuah buku tentang adab2 shalat, yakni Adab Ash-Shalah, dan Kitab Ash-Shidq, salah satu tulisan tentang tasawuf tertua yang ditulis oleh seorang sufi.

Ketika mengerjakan shalat, engkau harus datang kehadapan Tuhan sebagaimana halnya di Hari Kebangkitan, engkau akan berdiri di hadapan-Nya tanpa perantara, kerana Dia menyambutmu dan engkau bercakap2 secara rahasia dengan-Nya dan engkau mengetahui bahawa engkau berdiri di hadapan-Nya kerana Dia adalah Raja dari segala raja. Ketika engkau mengangkat tangan dan berkata ”Allahu Akbar”, jangan engkau isi hatimu kecuali dengan pujian kepada-Nya, jangan ada apa pun jua di dalam pikiranmu ketika engkau sedang memuji kecuali memuji Tuhan yang MahaTinggi, dengan demikian engkau melupakan dunia ini dan akhirat nanti ketika sedang memuji Tuhan.

Tingkatan pertama bagi orang yang telah menemukan pengetahuan tentang Tauhid dan menemukan keyakinan pada hal itu adalah bahawa di dalam hatinya tidak ada pikiran tentang segala sesuatu dan ia menjadi sendirian dengan Tuhan Yang Maha Agung. Kerana tingkat pertama dari tauhid ini adalah bahawa hamba memberikan dan mengembalikan segalanya kepada Tuhan yang memiliki segalanya, mengatur segalanya dan membuat mereka tunduk kepada-Nya. Dengan demikian pikiran tentang segala sesuatu hilang dari hati seorang hamba dan digantikan dengan mengingat Tuhan Yang Maha Agung.


Segala sesuatu selain Allah hilang dari hati seorang yang mengingat-Nya dan ia hilang dalam keagungan Allah dan satu2nya yang ada di dalam hatinya hanyalah Allah.

Berbahagialah orang yang telah minum dari mangkuk cinta-Nya dan merasakan kesenangan berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Mulia dan mendekati Tuhan dengan kesenangan cinta kepada-Nya. Hatinya diisi dengan cinta, penuh dengan kesenangan, ia telah mendekati dan mendatangi-Nya, dipenuhi dengan rasa rindunya kepada Tuhannya! Ia tidak ingat siapapun kecuali Dia dan tidak ada teman dekat baginya kecuali Dia.
Akhir kata sebuah buku yang amat baik.

Tiada ulasan: