29 April 2009

Pengembaraan Spiritual


Pengembaraan Spiritual
Oleh: Ibnu Rajab Al-Hanbali ra
Keluaran: Pustaka Azzam
Halaman: 133 mukasurat

Salam

Beliau adalah Al Imam Al Hafizh Zainuddin, yang kemudiannya dikenali sebagai Ibn Rajab Al-Hanbali (736 H – 795 H). Kitab besar ini membicarakan tentang hadis Nabi saw: ”Tidak masuk syurga seseorang kamu dengan amalnya. Sahabat bertanya: ”Walaupun kamu Ya Rasulullah saw ? .” Jawab Rasulullah saw: ”Walaupun saya, melainkan dengan limpah rahmat Allah swt kepadaku.” (HR Imam Al-Bukhari ra).

Pada dasarnya, bahawa amalan seseorang itu tidak menyelamatkan dirinya dari siksa api neraka dan tidak dapat pula memasukkannya ke dalam syurga. Semua itu tergantung pada ampunan dan rahmat Allah swt. Dengan demikian, dugaan orang yang mengatakan bahawa syurga adalah merupakan balasan dari amal yang telah dikerjakan, dan bahawa orang yang mengerjakan amal itu berhak masuk syurga sebagai balasan dari Allah, sebagaimana hak seseorang untuk menerima barang ketika barang itu telah dibeli dan dibayar kepada penjualnya, maka hal tersebut adalah dugaan yang lemah.

Allah berfirman: ”Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS At-Takaatsur: 8)

Rasulullah saw bersabda: ”Barangsiapa yang dihisab oleh Allah swt secara benar-benar atau terlalu terperinci sekali, maka sudah pasti akan binasalah ia.” (HR Imam Muslim ra)

Abu Sulaiman pernah menanyakan: ”Bagaimana mungkin seseorang yang berakal merasa heran dengan amalnya ?.” Kerana, amal adalah merupakan nikmat dari nikmat-nikmat Allah swt yang ada. Ia hamba hanya wajib mensyukurinya dan bersikap rendah hati. Orang yang merasa heran dengan amalnya, hanyalah orang-orang yang berasal dari faham Qadariyah yang kedudukannya mendekati faham Muktazilah.

Kitab shahih Al-Hakim dari jabir ra diceritakan dari Jibril as: ”Sesungguhnya ada seorang hamba yang menyembah Allah swt dipuncak bukit yang terletak ditengah lautan selama 500 tahun. Kemudian ia meminta kepada Rabbnya agar diterima sujudnya. Kemudian malaikat Jibril as berkata: Kami selalu melewatinya (hamba tersebut), jika kami turun atau naik ke atas. Aku (malaikat Jibril as) diberitahu oleh Allah swt bahawa pada hari kiamat nanti hamba itu akan didatangkan ke hadapan Allah swt. Kemudian Allah swt berkata: ”masuklah engkau, wahai hambaku ke dalam syurga dengan rahmat-Ku.” Akan tetapi, sang hamba itupun berkata: ”Wahai Allah swt, apakah kerana amalanku ?.” Pertanyaan itu diulang sampai tiga kali. Kemudian Allah swt berkata kepada malaikat: ”Bandingkanlah antara nikmat yang telah Aku berikan kepadanya dengan amalannya yang ia tujukan kepada-Ku.” Maka malaikat menemukan kenikmatan berupa penglihatannya sahaja yang digunakan untuk beribadah selama 500 tahun. Sedangkan sisanya tinggallah nikmat badan. Maka Allah swt berkata: Wahai hamba-Ku, masuklah engkau kedalam neraka. Kemudian ia digiring menuju neraka. Maka hamba itu berteriak-teriak dengan keras: Wahai Allah swt, dengan rahmat-Mu, masukkanlah aku kedalam syurga-Mu. Dengan rahmat-Mu masukkanlah aku kedalam syurga-Mu. Maka Allah swt memasukkannya kembali kedalam syurga. Kemudian jibril as berkata kepada Nabi Muhammad saw: Wahai Muhammad saw, segala sesuatu itu dapat terjadi berkat rahmat Allah swt.

Jika demikian halnya, maka seorang mukmin yang mencari keselamatan dari neraka dan mengharapkan syurga, yang dekat dengan Sang Pencipta serta dapat melihatnya di syurga nanti, maka ia harus menemukan sebab musabab yang dapat mengantarkan dirinya kepada rahmat, ampunan, ridha dan mahabbah (kecintaan) Allah swt.

Orang Mukmin di dunia harus berjalan menuju Rabbnya, sehingga ia sampai kepada-Nya, sebabaimana firman Allah swt: ”Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS Al Insyiqaaq: 6)

Dari Abi Hurairah ra berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda: ”Sesungguhnya orang yang pertama kali diadili di hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia akan ditunjukkan pada nikmat yang telah diberikan padanya selama di dunia, kemudian ia melihatnya. Kemudian Allah bertanya: kamu gunakan untuk apa nikmat itu, ? Ia menjawab, aku berperang untuk agama-Mu kemudian aku mati syahid. Allah menyangkal, kamu bohong. Melainkan kamu berperang agar kamu dianggap sebagai pemberani. Kemudian ia diperintahkan untuk dihisab amalannya lalu dilemparkan ke dalam neraka.
Kedua, adalah orang yang belajar ilmu lalu diajarkan kepada orang lain dan membaca Al Quran sewaktu di dunia. Orang ini kemudian ditunjukkan pada nikmat yang diberikan kepadanya sewaktu didunia lalu ia melihatnya. Kemudian Allah bertanya: kamu gunakan untuk apa nikmat itu. ? Ia menjawab: aku belajar ilmu lalu aku ajarkan dan saya membaca Al Quran. Allah menyangkal: kamu bohong. Melainkan kamu belajar ilmu supaya dianggap oleh orang lain sebagai orang Alim dan kamu membaca Al Quran supaya dianggap sebagai Qari’. Kemudian orang itu diperintahkan untuk dihisab lalu dilemparkan ke dalam neraka.
Ketiga, adalah orang yang dilapangkan rezekinya oleh Allah dengan harta yang melimpah ruah sewaktu di dunia. Kemudian ia ditunjukkan nikmat yang diberikan kepadanya selama di dunia lalu ia melihatnya. Kemudian Allah bertanya kamu gunakan untuk apa nikmat itu ?. Lalu ia menjawab: aku tidak pernah meninggalkan suatu tempat kecuali di situ aku bersedekah kerana Engkau. Allah menyangkal: kamu bohong. Melainkan kamu berinfaq supaya kamu dikenali sebagai orang yang dermawan. Kemudian ia diperintahkan untuk dihisab, lalu dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Imam Muslim ra)

Akhir kata sebuah kitab yang baik.

2 ulasan:

Welma La'anda berkata...

salam,

saya "link" kan blog ubi di blog saya. Rajin-rajin update blog yer :)

UnInX berkata...

w/salam..

Silakan.. Insya Allah bila ada kekuatan nanti ana updatekan..