06 April 2009

Hari Kebangkitan Manusia


Merenungi Hari Kebangkitan Manusia Dari Kubur
Oleh: Syaikh Harits Al-Muhasibi ra.
Keluaran: Mitra Pustaka
Halaman: 111 mukasurat

Salam

Dia adalah Al-Harits ibn Asa Al-Muhasibi (165H – 243H), Quthb ahli makrifat pada masanya dan guru spiritual para pencari Allah pada Zamannya. Dia adalah guru kepada Iman Al Junaid ra.

Manusia, seperti apapun gagahnya, pada akhirnya akan mengalami kematian. Dan kematian sebagaimana yang kita imani, bukanlah akhir dari segalanya. Ia malah merupakan awal bagi kehidupan yang abadi. Kitabnya, ”Hari kebangkitan” ini adalah sebuah buku yang luar biasa. Ia memulai dengan menggambarkan hari kebangkitan dengan adanya panggilan dari seseorang yang mengadap Allah swt: langit terbelah, panasnya matahari dan banjir cucuran keringat menyatu, masing2 orang sibuk dengan dirinya sendiri. Manusia lari dari keluarganya, padahal di dunia, mereka adalah semangat dan kesejukan bola matanya.

Para makhluk meminta syafaat dari Nabi kita Muhammad saw, dan mereka menunggu dengan hati yang getir, dengan seluruh anggota badan gementar di hadapan Tuhan Yang Maha Agung.

Maka naiklah Nabi Muhammad saw ke atas mimbanya dan memanggil: ”Ke marilah semua, wahai orang2 yang beriman kepadaku tapi tidak menuhankanku.” dan tiba2 ada seseorang yang menyeru: ”Hai Adam as, mengadaplah kepada Tuhanmu.” Adam as berkata: ”Hai Muhammad saw, Tuhanku telah memanggilku untuk menanyakan perbuatanku.” Nabi Adam as, dalam keadaan takut, pergi kepada Tuhannya. Maka Tuhan berfirman: ”Hai Adam, kirimkan manusia keturunanmu untuk dimasukkan ke neraka!”, Adam as berkata” ”Tuhanku dan Junjunganku, aku akan mengirim mereka ke syurga, aku tidak akan mengirim mereka ke neraka.” Maka Allah berfirman: ”Kirimkan satu orang dari setiap seribu orang ke syurga, dan sembilan ratus sembilan puluh sembilannya ke neraka.” Adam as pun menangis, lalu Allah swt berfirman: ”Seandainya Aku tidak melaknat para pendusta dan melarang dusta, nescaya Aku mengasihi anak2mu semuanya. Akan tetapi, Aku telah menjadikan syurga untuk orang yang taat kepadaKu dan neraka bagi orang yang maksiat kepadaKu, dan Aku tidak akan mengingkari janji. Wahai Adam as, teruslah ke timbangan (Mizan) dan tetaplah di situ: maka siapa yang kebaikkannya mengungguli keburukan2nya seberat satu biji sawi, raihlah tangannya, dan masukkanlah ia ke syurga tanpa dimusyawarahkan. Aku telah jadikan dosa2 satu hitungan, sementara kebaikan dihitung sepuluh kali, agar kau tahu bahawa Aku tidak akan memasukkan ke neraka kecuali dia yang lari dan sangat nakal, maksiat terhadap perintahKu dan melampaui batas.”

Lalu Adam as berkata: ”Tuhan dan junjunganku, Engkau lebih berhak memberi kebaikan2 daripada aku, dan Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib.”
Akhir kata sebuah kitab yang cukup baik..

Tiada ulasan: